Sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia, banyak relawan bermunculan untuk membantu masyarakat yang terdampak. Tindakan mereka patut diacungi jempol karena telah menggali dampak positif dan negatif yang terjadi di masyarakat. Namun, seiring bertambahnya jumlah relawan, muncul pula pro dan kontra terkait kontribusi mereka.
Dalam menggali dampak positif relawan COVID-19 di Indonesia, Dr. Wiku Adisasmito, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menyatakan bahwa relawan memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pemerintah dalam penanganan pandemi. Mereka membantu menyebarkan informasi tentang protokol kesehatan, mendistribusikan bantuan kepada masyarakat terdampak, serta membantu tenaga medis di rumah sakit. Hal ini tentu sangat membantu mengurangi beban pemerintah dalam menangani pandemi.
Namun, tidak hanya dampak positif yang terjadi, menggali dampak negatif relawan COVID-19 di Indonesia juga perlu dilakukan. Menurut data dari Indonesian Solidarity Party (PSI), ada beberapa relawan yang melakukan aksi-aksi yang tidak sesuai dengan protokol kesehatan, seperti tidak menggunakan masker atau tidak menjaga jarak. Hal ini justru dapat meningkatkan risiko penularan virus COVID-19.
Selain itu, peningkatan jumlah relawan juga dapat menimbulkan masalah terkait koordinasi dan distribusi bantuan. Menurut Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, “Koordinasi antar relawan sangat penting agar bantuan yang diberikan dapat tepat sasaran dan tidak tumpang tindih.” Hal ini menunjukkan perlunya manajemen yang baik dalam mengatur relawan agar dapat berkontribusi secara efektif dalam penanganan pandemi.
Meskipun terdapat dampak negatif, tidak dapat dipungkiri bahwa relawan COVID-19 di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam penanganan pandemi. Dukungan dan kerja keras mereka sangat diapresiasi oleh masyarakat dan pemerintah. Sebagai masyarakat, kita juga dapat membantu dengan tetap patuh terhadap protokol kesehatan dan mendukung upaya relawan dalam memutus mata rantai penularan virus COVID-19.