Berkarya tanpa pamrih, sebuah konsep yang mulia dan berarti bagi para relawan COVID-19 di Indonesia. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang dengan tulus dan ikhlas memberikan waktu, tenaga, dan pikiran mereka demi membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi yang mengancam ini.
Menjadi seorang relawan COVID-19 bukanlah hal yang mudah. Mereka harus siap bekerja keras, mengorbankan waktu bersama keluarga, dan terus berjuang meski risiko penularan virus selalu mengintai. Namun, semangat mereka untuk membantu sesama tetap menggelora, tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Salah satu relawan COVID-19 yang berjuang tanpa pamrih adalah Ibu Siti, seorang perawat di salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Jakarta. Ibu Siti rela bekerja lebih dari 12 jam sehari untuk merawat pasien yang terpapar virus corona. “Saya melakukannya bukan untuk uang atau pujian, tapi karena saya ingin membantu yang membutuhkan,” kata Ibu Siti.
Menurut dr. Erlina Burhan, seorang pakar kesehatan masyarakat, keberadaan relawan COVID-19 sangat penting dalam penanganan pandemi ini. Mereka membantu mengurangi beban tenaga medis yang sudah kelelahan, serta memberikan dukungan moral bagi pasien dan keluarganya. “Berkarya tanpa pamrih adalah tindakan mulia yang patut diapresiasi oleh seluruh masyarakat,” ujar dr. Erlina.
Tidak hanya di rumah sakit, relawan COVID-19 juga beraksi di lapangan untuk menyebarkan edukasi tentang protokol kesehatan dan membantu masyarakat yang terdampak secara ekonomi. Mereka turun tangan membantu mendistribusikan bantuan makanan dan masker kepada yang membutuhkan, tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Dalam situasi darurat seperti ini, kehadiran relawan COVID-19 sangatlah berarti. Mereka adalah harapan bagi banyak orang yang terdampak pandemi, dan menjadi contoh nyata bahwa kebaikan dan keikhlasan masih ada di tengah-tengah kita. Mari dukung dan apresiasi karya mereka, karena berkarya tanpa pamrih adalah tindakan luhur yang patut dicontoh.